Waspadai Dosa Jariyah Akibat Share Status Tentang Pelakor

Cinta Putih Zahraa - Berita tentang pelakor seolah tiada habisnya untuk dibahas, selalu saja mengundang rasa kepo/penasaran yang luar biasa. Apalagi di zaman yang serba terbuka seperti sekarang ini, dimana media social memiliki peran yang luar biasa untuk menyebarkan satu berita. Bisa dilihat ketika ada berita tentang isteri yang melabrak dan menyawer pelakor, betapa beranda media social akan berseliweran status disertai video tersebut. Akan semakin lengkap ketika berbagai komentar hujatan, makian dan bullyan terhadap pelakor, isteri maupun suaminya. Ini baru facebook, belum twitter, Instagram dan bisa jadi masih dishare via Whatshapp dan media social lainnya. Entahlah, berapa juta orang yang sudah terlibat dalam dosa berjamaah akibat ikut andil dalam menyebarkan suatu berita yang berisi aib seseorang. Uban Sebabkan Gatal dan Pusing? Ini Tips dan Cara Mengatasinya
 Nggak munafik, kejadian tersebut mungin sangat seru untuk dilihat, dibahas bahkan mungkin dijadikan bahan bullyan bersama teman-teman atau komunitas tertentu. Tapi, sadarkah kita bahwa kekepoan tersebut snagatlah tidak ada manfaatnya, bahkan membuat kita menumpuk dosa tanpa sadar. Bagaimana tidak, cukupkah rasa penasaran Anda terjawab hanya dengan melihat video tentang pelakor. Jelas tidak, karena kebanyakan orang akan berusaha mencari-cari tahu, siapa sosok isteri, suami maupun pelakor, misalnya dengan membuka akun FB, IG atau yang lainnya. Setelah tahu info tentang kehidupan mereka, apakah lantas Anda akan diam? Belum tentu, karena bisa jadi Anda akan menjadi sosok yang Sotoy dengan ikut berkomentar ini itu bahkan ikutan menghujat/menyalahkan sosok dalam video tersebut. Orang Tua Wajib Tahu, Ini 4 Titik Penting Tubuh Anak yang Harus Sering Disentuh dan Dicium
 Sadarlah teman, itulah Tipu Daya Setan dalam menjerumuskan kita ke neraka. Bukankah dalam Al Quran dan al hadits kita sudah diingatkan tentang beberapa hal ini :

Larangan menyebarkan berita atau perbuatan keji saudara kita

“Sesungguhnya orang-orang yang menyenangi tersebarnya perbuatan keji2 di kalangan orang-orang beriman, mereka memperoleh azab yang pedih di dunia dan di akhirat….” (An-Nur: 19)
Larangan menggibah saudara
"Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibahnya, dan jika apa yang kamu tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya" (Hr. Muslim, Abu daud, Tirmidzi)

Perintah menutupi aib saudara

“Siapa yang melepaskan dari seorang mukmin satu kesusahan yang sangat dari kesusahan dunia niscaya Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan dari kesusahan di hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya Allah akan memudahkannya di dunia dan nanti di akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim niscaya Allah akan menutup aibnya di dunia dan kelak di akhirat. Dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong saudaranya….” (HR. Muslim no. 2699)

Larangan berprasangka, mencari-cari keburukan dan menggunjing

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka ‘memakan daging’ saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”(Al-Hujurat : 12)

Larangan Menyakiti, menjelekkan dan mencari-cari aurat saudara

“Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya dan iman itu belum sampai ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin, janganlah menjelekkan mereka, jangan mencari-cari aurat mereka. Karena orang yang suka mencari-cari aurat saudaranya sesema muslim, Allah akan mencari-cari auratnya. Dan siapa yang dicari-cari auratnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walau ia berada di tengah tempat tinggalnya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2032

Perintah untuk memperbaiki ketika melihat aib saudara

Alangkah baiknya dari pada membicarakan aib atau privasi orang lain lebih baik kita memperbaiki diri kita sendiri karena ada sebuah hadis yang berbunyi “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya.”(HR. Bukhari)

Siapa yang menutupi aib saudara, maka..

“Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat.” (HR. At Tirmidzi)

Waspadai Dosa Jariyah yang Akan terus mengalir hingga Anda meninggal sekalipun

Jika Anda tetap bersikukuh menyebar berita tentang aib orang lain, maka bersiaplah mendapatkan transferan dosa jariyah yang mungkin takkan pernah habis hingga Anda meninggal sekalipun. Bagaimana bisa? Anda share berita tentang aib tersebut, meskipun niatnya hanya untuk seru-seruan atau sekedar mengkritisi, namun kemudian status Anda menjadi ajang buat orang lain mencela, mengolok, menghibah atau melakukan perbuatan buruk lainnya. Bahkan bisa jadi status Anda dishare lagi dan lagi hingga mungkin disaat Anda sudah melupakannya sekalipun, tapi dosa itu akan terus mengalir.
“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim).
Mengerikan sekali khan Sobat!  Empati boleh, tapi sungguh, jangan berlebihan apalagi sampai kita mengorek-korek dan menyebarkan tentang masa lalu pelaku.  Jangan berikan celah untuk setan menguasai dan menjerumuskan kita ke neraka. Sayang sekali jika hanya karena perbuatan sepele tersebut, lantas kita harus menanggung dosa jariyah yang tentu tak terkira beratnya. Semoga Allah jauhkan kita dan keluarga dari perbuatan sia-sia. Aamiin.. Ya Rabb…
Loading...
Previous
Next Post »